Selasa, 07 November 2023

Essay Perangi Informasi Hoax dengan Data Statistik yang Terpercaya

Nama: Vivianti

Tema: dengan data tingkatkan prestasi bangsa

Judul: Perangi Informasi Hoax dengan Data Statistik yang Terpercaya

Perkembangan Teknologi Informasi semakin Cepat, karena peningkatan dan semakin canggihnya teknologi informasi tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Wahana teknologi informasi yang paling sederhana seperti perangkat televisi dan radio, hingga internet dan telepon genggam. Berkat perkembangan tersebut mengakibatkan informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang-ruang kesadaran banyak orang. Perubahan Informasi yang ada di masyarakat bergerak sangat cepat, tidak lagi dalam skala mingguan, hari, dan jam, namun sudah dalam skala menit dan detik. Namun, dari banyaknya kemudahan yang diberikan perkembangan teknologi Informasi, masih terdapat beberapa orang yang menyalahkan kemudahannya dengan menyebar informasi-informasi yang sengaja diada-adakan alias palsu (Hoax).  Dengan perkembangan ini mengakibatkan banyak orang lebih berani bersuara melalui media sosial namun tidak diiringi dengan tanggung jawab dan tanpa adanya saringan saat mempublikasikannya. Dengan kemudahan ini pula banyak oknum-oknum yang curang dalam melaukan dukungan-dukungan politik dengan mebnjatuhkan lawan-lawannya dengan informasi yang tidak valid.

Hoax yang beredar dapat Merugikan suatu pihak, Memberikan reputasi buruk akan suatu hal, menyebarkan fitnah, menyebarkan informasi yang salah, dan dapat memecah persatuan bangsa.  Berita Hoax juga akan marak beredar pada saat menjelang pelaksanaan pemilu. Berita biasanya dibuat dengan seolah-olah menjatuhkan satu calon yang lainnya, namun berita tersebuat tidak benar adanya. Salah satu contohnya adalah  Hoax penyerangan terhadap ulama bermotif politik untuk memecah belah persatuan bangsa, yang menurut pengamatan Pengamat komunikasi politik isu ini terkait dengan pilkada dan pilpres (Santoso, 2018). Selain itu beberapa berita yang menyebar di media sosial yang bertujuan membuat pemikiran masyarakat merendahkan  Seorang Pemimpin atau seorang calon Pemangku Jabartan di Negeri ini. Banyak respon yang akan muncul dari masyarakat, yang pertama menerima mentah-mentah dan ikut menyebarkan berita yang tidak benar sehingga dapat menjadi berita Hoax yang akan cepat menyebar luas di sekeliling masyarakat. Kedua tidak peduli dan membiarkan hal tersebut terjadi. Dan yang ketiga mencoba berfikir cerdas dengan tidak langsung percaya terhadap berita tersebut. 

Tipe yang ketiga yang sangat diharapkan ada di tengah-tengah masyarakat, agar mampu dengan cepat memutuskan penyebaran berita Hoax yang coba disebar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu cara untuk memutuskan Hoax tersebut dengan cara mencari informasi yang lebih terpercaya dan menghadirkan data-data yang mampu mendukung apa yang disampaikan/ditulis. Karena data adalah informasi penting yang perlu dipahami seseorang.  Menulis dan/atau mengucapkan argumentasi tanpa adanya bukti data, tingkat kepercayaannya akan dipertanyakan. Sehingga data dapat dikatakan sebagai  salah satu alat yang sangat objektif untuk membuktikan kevalidan atau tingkat kepercayaan apa yang diucapkan atau apa yang disampaikan seseorang kepada orang lain.  

Salah satu badan yang bergelut mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data adalah Badan Pusat Statistik yang sering disingkat menjadi BPS. BPS berada di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten di Indonesia. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.  Kini Tujuan Badan Pusat Statistik adalah sebagai Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Jika dikaitkan dengan pelaksanaan Pemerintahan Pemimpin daerah sebenarnya sangat mudah dengan melihat data-data yang telah disediakan oleh BPS. Data yang ada pada BPS diharapkan mampu menjelaskan tentang keadaan Pemerintahan pada rentang waktu tertentu.  Data-data yang ada di BPS dapat dijadikan sebagai kajian kelompok-kelompok masyarakat sebelum menyampaikan jelek atau tidaknya pemerintahan seorang Pemimpin yang ada. Sehingga dengan adanya hasil pengkajian atau pengetahuan tentang suatu data, mampu menolak Berita-berita Hoax yang coba disebar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Selama ini cara yang dilakukan untuk mengatasi penyebaran Hoax ada banyak, salah satunya yang disarankan oleh Kompas.com (2017) yang antara lain: hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, ikut dalam grup diskusi anti-Hoax. Selain cara-cara yang disarankan tersebut, salah satu cara yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan membuat masyarakat paham akan data, sehingga setiap informasi yang akan dia peroleh selalu harus berbasiskan dengan data. Seperti contoh, beberapa orang yang tidak menyukai pemerintahan presiden Q, sehingga dia melakukan berita Hoax yang mencelah tentang bagaimana keadaan pemerintahannya. Masyarakat yang tidak memiliki pola pikir yang berbasis data akan mudah terprovokasi, namun masyarakat yang memiliki pola pemikiran yang harus berbasiskan dengan data, mereka butuh waktu  mencari informasi faktanya, berbicara tentang fakta maka berbicara tentang data. sehingga Untuk contoh kasus yang diatas maka fakta-faktanya atau data-datanya sebenarnya dapat di peroleh dari Badan yang memang bertugas untuk mengelola Data yaitu BPS, banyak data yang dapat dijadikan pertimbangan mengenai kinerja pemerintahan Presiden Q, seperti melihat Data indeks demokrasi indonesia, melihat bagaimana grafik masyarakat yang miskin, jumlah pengangguran, keadaan kesehatan, dan banyak lagi data-data yang telah disajikan oleh BPS baik yang disajikan berdasarkan tahun atau yang disajikan berdasarkan daerahnya. Salah satu contoh datanya adalah “Berdasarkan hasil Susenas Maret 2017, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan keadaan Maret 2017 berjumlah 813,07 ribu jiwa atau 9,38 persen dari total penduduk. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Penduduk miskin mengalami penurunan secara persentase yaitu sebesar 0,02 poin persen, namun mengalami kenaikan secara absolut sebesar 6,04 ribu jiwa jika dibandingkan kondisi Maret 2016 yang besarnya 9,40 persen atau 807,03 ribu jiwa”. Dengan penjelasan seperti demikian akan memudahkan ana-anak/siswa paham dengan tingkat kemiskinan yang dijelaskan.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan wadah pemahaman mengenai pentingnya pengetahuan yang berbasis data. Pemberian Pemahaman tentang data dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah atau lingkungan keluarga, yaitu dengan melakukan pengajaran yang bebasis data. Sehingga dari dini anak-anak/siswa sudah paham akan pentingnya informasi yang berbasis dengan data. Salah satu contohnya adalah mengajarkan anak-anak tentang kemiskinan di Indonesia jangan hanya mengatakan bahwa Indonesia tingkat kemiskinannya berapa, namun jelaskan berdasarkan data yang ada dan kemudian sampaikan alasannya kenapa demikian. Sehingga anak-anak/siswa langsung mempunyai gambaran dan tidak hanya berkhayal kenapa tingkat kemiskinan indonesia demikian. Dengan kesadaran seperti itu akan membuat anak-anak/siswa akan takut memberikan informasi-informasi bohong karena mereka akan yakin bahwa data sangatlah berguna.

Hadirnya masyarakat yang memiliki pola pikir berbasis data dalam menanggapi informasi-informasi yang ada akan membantu Indonesia menjadi negara anti hoax. Selain itu akan membuat anak-anak/siswa akan paham akan pentingnya data sehingga akan berhati-hati dalam memberikan informasi data, dan akan selalu berfikir dan berbicara yang didukung dengan data. BPS sebagai Pelopor data statistik terpercaya untuk semua tentunya akan terus menyajikan data demi mencerdaskan bangsa sehingga tergantung dari kita apakah akan menggunakan datanya atau tetap dalam keadaan tidak paham tentang data. 

Referensi: 

Santoso, Audrey. 2018. Effendi Gazali Soroti 3 Isu Hoax Bermotif Politik Selama Pemilu. https://news.detik.com/berita/d-3899151/effendi-gazali-soroti-3-isu-Hoax-bermotif-politik-selama-pemilu

Kompas.com. 2017. Cara Cerdas Mencegah Penyebaran “Hoax” di Media Sosial. https://nasional.kompas.com/read/2017/11/07/08020091/cara-cerdas-mencegah-penyebaran-hoax-di-media-sosial 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH DASHBOARD KARYAWAN